Cara Kalkulasi Biaya Mapping Drone dan Lidar di Daerah Samarinda Berdasarkan Medan dan Luasan

Cara Kalkulasi Biaya Mapping Drone dan Lidar di Daerah Samarinda Berdasarkan Medan dan Luasan

Digital Eksplorasi – Buat sahabat eksplorasi para engineer, project manager, atau startup di Samarinda yang pengen pake teknologi mapping drone dan Lidar, pasti sering bingung ngitung budget. Tenang, sahabat eksplorasi nggak sendiri. Ngitung biaya pemetaan drone di Samarinda itu bukan cuma sekadar liat luas area doang, tapi perlu ngertiin seluk-beluk medan dan detail kebutuhan teknis biar anggaran nggak jebol. Daripada pusing, mending kita urai sama-sama biar sahabat eksplorasi bisa kalkulasi dengan percaya diri. Yuk, simak!

Fotogrametri vs. Lidar

Berikut dua “senjata” andalan dalam pemetaan drone :

Fotogrametri

Metode yang ngandalin gabungan dari banyak foto buat bikin model 2D atau 3D. Bayangin kayak nyusun puzzle foto dari berbagai sudut. Cara ini cocok buat proyek dengan medan terbuka dan objek yang visually distinct. Kelebihannya, biaya lebih terjangkau karena bisa pake drone dengan kamera high-end yang umum.

Lidar (Light Detection and Ranging)

Teknologi ini ngukur jarak dengan memancarkan sinar laser. Lidar bisa “nembus” vegetasi buat dapetin bentuk permukaan tanah aslinya, jadi cocok banget buat daerah Samarinda yang masih banyak hutan atau lahan dengan tutupan vegetasi lebat. Hasilnya sangat akurat, tapi harga sewanya lebih mahal karena sensor Lidar sendiri harganya fantastis.

Faktor yang Memengaruhi Biaya

Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi biaya jasa mapping drone dan LiDAR bisa naik-turun:

Baca Juga :  Apa Saja Ciri-Ciri Tanah yang Subur? Panduan Lengkap untuk Mengenali Kesuburan Tanah Anda

 Level Kesulitan Medan

Samarinda itu medannya nggak main-main guys! Daerah berbukit, hutan lebat, sampai lahan bekas tambang bikin proses mapping jadi lebih challenging. Drone harus manuver ekstra, baterai lebih cepet habis, dan butuh pilot yang benar-benar expert. Makin susah medannya, makin mahal juga harganya.

Jenis Teknologi yang Dipake

Drone fotogrametri biasa itu kayak paket ekonomis, cocok buat medan terbuka. Sementara LiDAR itu kayak paket premium harganya emang lebih mahal tapi bisa tembus vegetasi buat liat bentuk tanah asli. Pilihan di tangan sahabat eksplorasi, mau yang hemat atau yang hasilnya super detail?

Luas Area yang Mau Dipetakan

Ini sih logika sederhana. Mapping 10 hektar vs 100 hektar jelas beda harganya. Tapi biasanya semakin luas area, harga per hektarnya jadi lebih murah karena ada efisiensi waktu dan biaya operasional. Jadi kalau sahabat eksplorasi punya project jangka panjang, mending sekalian mapping area yang luas!

Tingkat Ketelitian yang Diinginkan

Sahabat eksplorasi mau hasil yang standar aja atau yang super detail? Kalo butuh akurasi tingkat dewa dengan GSD 2 cm/pixel, siap-siap budget membengkak. Soalnya buat dapetin detail segitu, drone harus terbang lebih rendah, butuh lebih banyak foto, dan processing time-nya juga lebih lama.

Biaya Logistik dan Perizinan

Yang sering dilupakan sama banyak orang! Samarinda itu banyak daerah yang aksesnya sulit, butuh mobil 4WD, bahkan kadang harus sewa perahu. Belum lagi biaya perizinan terbang di zona tertentu yang prosesnya ribet. Ini semua masuk hitungan jadi jangan heran kalo ada tambahan biaya tak terduga.

Kalkulasi Biaya

Berikut Kalkulasi biaya Mapping Drone dan LiDAR berdasarkan faktor-faktor diatas:

Jenis Proyek & Luasan Medan Samarinda  yang Diwakili Teknologi yang Disarankan Estimasi Rentang Biaya Alasan Kalkulasi
Proyek Kecil (5 Ha) Lahan terbuka untuk perumahan

Fotogrametri

(Drone RTK)

Rp 5 – 8 Juta Harga paket proyek kecil, akurasi cukup dengan GCP minimal.
Perkebunan (50 Ha) Area terbuka, sedikit kontur Fotogrametri

(Drone Standard)

Rp 20 – 27,5 Juta Biaya dasar ~Rp 400-550rb/Ha, asumsi efisiensi area besar.
Eksplorasi Tambang

(100 Ha)

Area terbuka, perhitungan volume Fotogrametri

(Drone RTK)

Rp 40 – 60 Juta Butuh akurasi tinggi untuk hitung volume, sensor RTK wajib.
Survey Jaringan Listrik (Koridor) Melintasi hutan & perbukitan LIDAR Rp 15 Juta+

(tergantung panjang)

Bentuk koridor rumit, medan vegetasi lebat, butuh penetrasi kanopi.
Forestry Mapping

(200 Ha)

Hutan dengan kanopi tertutup rapat LIDAR Rp 80 – 120 Juta+ Area sangat luas, teknologi Lidar mahal, processing data intensif.

Contoh Kasus Mapping Lahan Sawit 50 Ha di Samarinda Ulu

Project Brief:

  • Lokasi: Samarinda Ulu

  • Luasan: 50 hektar

  • Medan: Extreme mode (bukit + hutan lebat)

  • Solusi: Wajib pake LiDAR biar bisa liat tanah asli di bawah pohon

Breakdown Biaya:

Operasional Terbang

  • Rental drone LiDAR + pilot: 3 hari × Rp 2.5 jt → Rp 7.5 jt

  • Izin terbang area sulit: Rp 1.5 jt

Processing Data

  • Olah data point cloud: Rp 2.5 jt

  • Bikin DTM & kontur: Rp 1.8 jt

  • Analisis kemiringan tanah: Rp 1.2 jt

Logistik Lapangan

  • Transport + akomodasi tim: Rp 4 jt

  • Makan & perlengkapan safety: Rp 1 jt

Fee Perusahaan (15%): Rp 2.7 jt

TOTAL: Rp 21.2 juta
(sekitar 424k per hektar)

Yang di Dapet:

  •  Model tanah asli (DTM) high-res
  • Peta kontur detail
  • Analisis kemiringan buat cegah erosi
  • Data volume tanah
  • Point cloud buat monitor vegetasi

Tips Negosiasi dan Memilih Vendor

Berikut tips nego dan pilih vendor biar ga ketipu yang abal-abal:

Komunikasi Kebutuhan dengan Jelas

Jangan cuma bilang “saya mau mapping 10 hektar”. Jelaskan tujuan akhir sahabat eksplorasi (misal: ngitung volume galian, bikin peta dasar, monitoring proyek), medan lapangan seperti apa, dan format data yang sahabat eksplorasi butuhin. Ini bantu vendor kasih penawaran yang tepat.

Minta Breakdown Harga

Jangan terima penawaran harga bulat doang. Minta rincian: berapa biaya akuisisi data, pengolahan data, biaya akomodasi-transportasi, dan pajak. Vendor yang transparan biasanya lebih bisa dipercaya.

Cek Portofolio dan Testimoni

Pastikan vendor punya pengalaman dan portofolio proyek dengan medan dan skala yang mirip dengan yang sahabat eksplorasi punya. Liat testimoni atau tanya ke klien sebelumnya.

Bandingkan Beberapa Penawaran

Jangan sungkan buat minta penawaran dari 3-4 vendor yang berbeda. Bandingin bukan cuma harganya, tapi juga cakupan layanan, teknologi yang dipake, dan kredensial tim-nya. Harga murah banget bisa jadi ada “hidden cost” yang bikin sahabat eksplorasi mewek nanti.

Pastikan Mereka Punya Izin dan Sertifikat

Pilot drone untuk pemetaan profesional sebaiknya punya sertifikat kompetensi, misalnya dari Asosiasi Pilot Drone Indonesia (APDI). Ini jadi jaminan kualitas dan keselamatan operasi.

Kesimpulan

Kalkulasi biaya mapping drone dan Lidar di Samarinda itu ibarat masakan, perlu ramuan yang pas. Sahabat eksplorasi nggak bisa cuma liat resep “harga per hektar” doang. Yang bikin rasanya beda adalah komposisi medan Samarinda yang unik, bumbu teknologi (Fotogrametri atau Lidar), dan level detail output yang sahabat eksplorasi pesen.

  • Kunci Utama: Harga terbentuk dari Luas & Bentuk Area + Kondisi Medan & Akses + Teknologi & Akurasi + Keluaran Data.

  • Pro Tip: Buat hemat budget, diskusi terbuka sama vendor dan pastikan scope of work jelas. Investasi di teknologi yang tepat (seperti Lidar buat hutan) emang mahal di awal, tapi bisa ngirit waktu dan biaya yang jauh lebih besar di kemudian hari karena datanya akurat dan nggak perlu survey ulang.

Intinya, pemetaan drone udah bukan lagi teknologi “wah” tapi udah jadi kebutuhan biar keputusan bisnis sahabat eksplorasi makin smart dan tepat sasaran. So, udah siap buat kalkulasi proyek mapping sahabat eksplorasi?.

 

 

Baca Juga :  Apa Fungsi Dari Kuvet? Semua yang Perlu Anda Ketahui