Hal yang perlu disiapkan sebelum melakukan Mapping Drone, Berikut ini detailnya

Hal yang perlu disiapkan sebelum melakukan Mapping Drone, Berikut ini detailnya

digitalglobal.com – Hai Para Pembaca Digital Global Eksplorasi! Mau bikin pemetaan pakai drone tapi masih bingung harus mulai dari mana? Tenang, PT. Digital Global Eksplorasi bakal bahas seluruh proses persiapan mapping drone secara detail banget. Dari awal sampe siap terbang, plus FAQ yang bakal jawab semua pertanyaan para pembaca Digital Global Eksplorasi!

Apa Itu Mapping Drone?

Mapping drone adalah teknik pemetaan modern menggunakan drone yang dilengkapi kamera atau sensor khusus untuk:

  • Membuat peta 2D/3D

  • Analisis topografi

  • Dokumentasi visual suatu area

Baca Juga :  Cara Menghitung Biaya PBG Resmi: Panduan Lengkap dan Detil

Cara Kerja Mapping Drone

  1. Drone terbang secara otomatis mengikuti rute yang sudah diprogram

  2. Kamera/sensor mengambil ratusan foto dengan overlap 70-80%

  3. Software khusus menyatukan semua foto menjadi:

    • Orthophoto (peta 2D)

    • Digital Surface Model (3D)

    • Peta kontur

Keunggulan Dibanding Metode Konvensional

Fitur Mapping Drone Survey Manual
Waktu 5x lebih cepat Lama
Biaya 60% lebih murah Mahal
Akurasi 1-5 cm 10-50 cm
Area Bisa ratusan hektar Terbatas

7 Kekurangan Mapping Drone yang Harus Kamu Tahu!

1. Akurasi Terbatas di Area Tertutup

  • Masalah: Sinyal GPS mudah terhalang atap/pohon

  • Dampak: Error bisa melonjak dari 5cm jadi 30cm!

  • Solusi: Tetap butuh ground control points (GCP)

Contoh kasus:
“Waktu mapping di hutan, 30% data harus dibuang karena terhalang kanopi pohon”

2. Biaya Awal Tinggi

Rincian Investasi:

  • Drone RTK: Rp 80-150 juta

  • Software processing: Rp 20-50 juta/tahun

  • Pelatihan pilot: Rp 5-10 juta

Viral Fact:
Harga 1 unit drone mapping profesional = 5 tahun gaji fresh graduate teknik geodesi!

3. Ketergantungan Cuaca

Kondisi Tidak Ideal:

  • Angin >25 km/jam → drone oleng

  • Hujan → sensor basah

  • Cahaya rendah → foto blur

Statistik:
30% jadwal mapping harus ditunda karena faktor cuaca

4. Legalitas Rumit

**Izin Wajib di Indonesia:

  1. Sertifikat pilot drone (minimal SPDI)

  2. Izin terbang di zona merah (via AirNav)

  3. Surat izin lokasi

Pro Tip:
Proses perizinan bisa makan waktu 3-14 hari kerja!

5. Data Processing Ribet

**Problem Umum:

  • 1 jam terbang = 4-8 jam processing

  • Butuh PC high-end (GPU NVIDIA, RAM 32GB+)

  • File RAW bisa mencapai 50-100GB per project

Software Alternatif:

  • WebODM (gratis tapi sulit)

  • Pix4D (mahal tapi powerful)

6. Risiko Kehilangan Data

Penyebab Kegagalan:

  1. Drone crash

  2. SD card corrupt

  3. Salah setting overlap

Solusi:
Selalu lakukan:

  • Pre-flight checklist

  • Backup data dobel

  • Test shot sebelum mapping

Baca Juga :  Jasa Pemetaan Drone di Jepara, Berpengalaman dan Cepat

7. Tidak Bisa untuk Indoor

Keterbatasan Utama:

  • GPS tidak bekerja di dalam gedung

  • Sulit manuver di ruang sempit

  • Resiko tinggi tabrak struktur

Aplikasi Mapping Drone

  1. Pertambangan – Hitung volume galian

  2. Pertanian – Pantau kesehatan tanaman

  3. Konstruksi – Pantau progres proyek

  4. Bencana – Pemetaan daerah terdampak

Persiapan Utama Sebelum Mapping Drone

1. Tentukan Tujuan Pemetaan (Wajib Banget!)

Sebelum bahas lebih lanjut, para pembaca Digital Global Eksplorasi harus tau dulu nih mau ngapain hasil pemetaannya:

  • Orthophoto buat laporan lahan

  • Model 3D buat proyek konstruksi

  • Peta kontur buat analisis topografi

  • Thermal mapping buat inspeksi

Contoh Kasus:
“PT. Digital Global Eksplorasi butuh orthophoto 5cm/pixel buat laporan perubahan lahan 10 hektar”

2. Pilih Drone yang Tepat

Nih rekomendasi berdasarkan kebutuhan:

Jenis Drone Kelebihan Harga Cocok untuk
DJI Mavic 3 Enterprise Resolusi tinggi, portable Rp 50-70jt Pemetaan kecil-medium
DJI Phantom 4 RTK Akurasi cm-level Rp 80-120jt Survey profesional
WingtraOne Vertical take-off, jangkauan luas Rp 500jt+ Pemetaan area besar

Tips:
Kalau baru mulai, sewa dulu sebelum beli!

Persiapan Alat (Checklist Wajib!)

3. Perlengkapan Wajib Drone

  • Drone + minimal 3 baterai (durasi terbang 2-3x kebutuhan)

  • Remote controller + tablet (jangan cuma HP!)

  • SD Card 128GB+ (format exFAT)

  • Propeler cadangan

  • Portable charger atau genset kecil

4. Ground Control Points (GCP)

Untuk akurasi tinggi:

  • Jumlah: 5-10 titik per 10 hektar

  • Jenis: Target piringan atau cross

  • Alat ukur: GNSS RTK (akurasi 2cm)

Biaya: Rp 550rb – 1,2jt per titik (kalau sewa jasa)

Cek Kondisi Lapangan

5. Survei Lokasi Awal

Yang harus dicek:

  • Tinggi vegetasi (pohon, bangunan)

  • Medan (berbukit, datar, air)

  • Zona terbang (pakai DroneDeploy atau AirNav)

Tools Penting:

  • Google Earth Pro (lihat medan)

  • Windy.com (prediksi angin)

  • UV Index (hindari silau matahari)

Baca Juga :  Sertifikat Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) dan Pemanfaatannya

Flight Planning (Penting Banget!)

6. Atur Parameter Penerbangan

  • Ketinggian:
    50m = resolusi 2cm/pixel
    100m = resolusi 5cm/pixel

  • Overlap:
    80% depan, 70% samping (untuk model 3D)

  • Kecepatan: 5-8 m/s (optimal baterai)

Software Planning:

  • DJI Pilot 2 (untuk drone enterprise)

  • Pix4Dcapture (auto mission)

  • UGCS (mission kompleks)

Persiapan Software Processing

7. Pilih Software Pengolahan

Nama Kelebihan Harga
Pix4D Mapper Akurasi tinggi Rp 30jt/tahun
Agisoft Metashape Alternatif Pix4D Rp 20jt/license
WebODM Gratis (open source)
DroneDeploy Cloud-based $300/bulan

Spesifikasi PC Minimal:

  • CPU: Intel i7/Ryzen 7

  • GPU: NVIDIA GTX 1660+

  • RAM: 32GB (untuk data besar)

Legalitas dan Izin

8. Perizinan Wajib

  • Drone >500gr: Daftar di Kemenhub

  • Izin terbang: Via AirNav (untuk zona merah)

  • Izin lokasi: Surat dari pemilik lahan

Catatan:
Proses izin bisa makan waktu 3-7 hari!

Tips Pro dari Pilot Drone

  1. Terbang pagi hari (07.00-10.00) untuk cahaya optimal

  2. Bawa logbook untuk catatan penerbangan

  3. Simpan RAW data di 2 tempat berbeda

  4. Kalibrasi kompas sebelum terbang

FAQ (Pertanyaan Paling Sering)

Q: Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pemetaan 10 hektar?

A:

  • Persiapan: 1-2 hari

  • Terbang: 2-3 jam

  • Processing: 1-3 hari (tergantung spek PC)

Q: Bisa pakai drone biasa buat pemetaan?

A: Bisa, tapi akurasinya terbatas (minimal pakai Mavic 3)

Q: Berapa biaya pemetaan drone per hektar?

A: Mulai Rp 200rb – 2jt (tergantung akurasi)

Q: Apa resiko utama mapping drone?

A:

  1. Drone hilang/rusak

  2. Data corrupt

  3. Izin tidak jelas

Q: Apa drone termurah yang bisa untuk mapping?

A: DJI Phantom 4 Pro (Rp 30jt) tapi akurasi terbatas

Q: Berapa lama bisa mapping 100 hektar?

A: 2-3 hari (tergangan medan)

Q: Bisakah hasil drone untuk sertifikat tanah?

A: Bisa, tapi harus dikombinasi dengan survey terestris

Q: Software paling mudah untuk pemula?

A: DroneDeploy (cloud-based) tapi mahal

Q: Berapa banyak baterai yang harus disiapkan?

A: Perhitungan:

  • Durasi terbang per baterai: 20-30 menit

  • Siapkan 3x lipat dari estimasi waktu mapping

  • Contoh: Mapping 2 jam = butuh 6 baterai

Q: Bagaimana mengatur overlap yang ideal?

A: Setting Optimal:

  • Front overlap: 80%

  • Side overlap: 70%

  • Altitude: 50-100m (sesuai resolusi yang dibutuhkan)

Software yang Membantu:

  • DJI Pilot 2

  • Pix4Dcapture

  • UGCS

Q: Berapa jumlah GCP yang dibutuhkan?

A: Standar:

  • Area datar: 5 titik per 10 hektar

  • Area kompleks: 10-15 titik per 10 hektar

  • Catatan: Gunakan GNSS RTK untuk penempatan GCP

Q: Bisakah pakai smartphone untuk monitor?

A: Bisa, tapi tablet lebih stabil (minimal 7 inci)

Q: Berapa lama proses dari terbang sampai hasil akhir?

A: 1 hari terbang + 1-3 hari processing

Q: Apa checklist sebelum terbang?

  1. Kalibrasi kompas

  2. Cek baterai

  3. Pastikan SD card kosong

  4. Verifikasi flight plan

Q: Bagaimana jika drone hilang saat mapping?

  1. Aktifkan fitur find my drone

  2. Laporkan ke AirNav

  3. Klaim asuransi jika ada

Kesimpulan

Persiapan mapping drone yang baik harus mencakup:

  1. Perencanaan matang (tujuan, lokasi, izin)

  2. Alat memadai (drone, GCP, software)

  3. Tim kompeten (pilot, surveyor, operator)

Dengan persiapan tepat, hasil pemetaan bakal akurat dan efisien!