Digital Eksplorasi – Hey, Sahabat eksplorasi Gen Z melek regulasi! Buat sahabat eksplorasi yang lagi nyari info soal tambang, entah buat tugas, kerja, atau sekadar penasaran, pasti sering nemu istilah “Galian A, B, C” di UU Minerba (Undang-Undang Mineral dan Batubara). Tapi, apa sih bedanya? Kok kayaknya ribet banget?. Tenang, kita udah rangkumin nih penjelasannya dengan bahasa santai, tapi tetap akurat berdasarkan UU No. 3 Tahun 2020 dan peraturan turunannya. Simak baik-baik, ya!
Kenapa Sih Kategori Galian A, B, dan C Ini Penting?
Berikut ini alasan kenapa jkategori ini penting banget buat dipahami:
Biar Gak Ribet Aturannya Sesuai Level
Bayangin semua tambang diurus cara sama wah chaos banget! Kategori ini bikin pengelolaan fokus: Galian A (nasional) kayak migas diurus pusat, Galian C kayak pasir urusannya di daerah. Semua jadi rapi dan nggak tabrakan wewenang.
Duit Hasil Tambang Tepat Sasaran
Nggak semua tambang kontribusinya sama. Galian A yang harganya fantastis, setorannya masuk kas negara buat pembangunan skala nasional. Galian B dan C, pemasukannya buat daerah, bisa buat perbaikan infrastruktur lokal. Jadi duitnya balik lagi sesuai skala kebutuhan.
Urus Izin Nggak Perlu Lama-lama
Kalo semua izin harus ke pusat, bisa bertahun-tahun! Dengan pembagian ini, izin tambang pasir bisa urus di kabupaten, izin nikel ke Kementerian ESDM. Proses lebih cepat, efisien, dan tanggung jawabnya jelas.
Kurangi Risiko Masalah & Konflik
Tanpa aturan yang jelas, tambang bisa dikelola serampangan. Dengan pembagian wewenang, pengawasan jadi lebih ketat sesuai levelnya—dari pengawasan nasional sampai lokal. Ini bikin risiko konflik lahan atau tambang liar berkurang.
Jaga Lingkungan & Sumber Daya Tetap Sustain
Galian A butuh pengawasan lingkungan super ketat, sementara Galian C butuh aturan yang sesuai skala lokal. Dengan pemisahan ini, regulasi bisa disesuaikan sehingga eksploitasi tetap terkontrol dan lingkungan lebih terjaga.
Galian A
Galian C
Ini tuh golongan bahan mentah yang paling sering kita temui dan kebutuhan sehari-hari. Pengelolaannya fokus buat kepentingan proyek di sekitar daerah. Contoh: Pasir, batu split, kerikil, tanah urug, batu kapur, dan lempung. Cara Ngurus Izin: Wewenangnya ada di kabupaten/kota. Bisa pakai izin IPR untuk masyarakat lokal atau IUP skala kecil yang dikeluarkan bupati/walikota. Prosesnya lebih simpel, tapi tetap harus ikut aturan teknis dan lingkungan yang berlaku di daerah.
Perbandingan Galian A, B, & C
Berikut ini tabel perbandingan utama Galian A, B, dan C:
| Aspek | Galian A | Galian B | Galian C |
|---|---|---|---|
| Level & Julukan | Bahan Galian Strategis. Ini VIP-nya, urusannya nasional banget. | Bahan Galian Vital. Penting, tapi ranahnya lebih ke regional. | Bahan Galian Non-Strategis & Non-Vital. Sangat lokal dan umum ditemui. |
| Contoh Nyata | Migas, batubara, emas, nikel, tembaga, bauksit. | Besi, mangan, pasir besi, kromit, seng. | Pasir, batu kali, kerikil, batu gamping (kapur), tanah urug. |
| “Boss” Pemberi Izin | Pemerintah Pusat (melalui Menteri ESDM). Levelnya tertinggi! | Pemerintah Provinsi (Gubernur). | Pemerintah Kabupaten/Kota (Bupati/Wali Kota). |
| Jenis Izin Utama | Izin Usaha Pertambangan (IUP) atau IUP Khusus (IUPK). | Izin Usaha Pertambangan (IUP). | IUP untuk skala kecil, atau Izin Pertambangan Rakyat (IPR) buat warga setempat. |
| “Vibe” & Skala Proyek | Kayak megaproyek nasional. Dampaknya luas, nilai investasinya gila, prosesnya super ketat dan kompetitif. | Kayak proyek besar daerah. Penting buat industri dan infrastruktur regional. | Kayak usaha komunitas/lokal. Sangat dekat sama kebutuhan pembangunan fisik di daerah. |
| Kompleksitas Perizinan | Tinggi Banget. Wajib AMDAL komprehensif, studi kelayakan mendalam, dan proses lelang/tender yang ketat. | Cukup Tinggi. Tetap butuh AMDAL dan studi kelayakan, tapi lingkup wewenang dan evaluasinya di provinsi. | Relatif Lebih Sederhana. Tapi tetap wajib penuhi aturan teknis, K3, dan lingkungan. IPR lebih memudahkan warga. |
| Kontribusi Keuangan | Kontribusi ke negara (pajak/royalti) paling signifikan. Angkanya bikin melongo! | Kontribusi penting, terutama untuk keuangan daerah provinsi. | Kontribusi lebih kecil, mengisi kas daerah kabupaten/kota dan manfaat langsung ke masyarakat lew |

