Apa Perbedaan Survey menggunakan GNSS dan Theodolite ini penjelasan singkatnya

Apa Perbedaan Survey menggunakan GNSS dan Theodolite ini penjelasan singkatnya
Apa Perbedaan Survey menggunakan GNSS dan Theodolite ini penjelasan singkatnya
digitaleksplorasi.com – Hai hai para pembaca Digital Global Eksplorasi yang berbahagia! Disini para pembaca Digital Global Eksplorasi udah pernah liat orang ngukur tanah pake alat keren kayak GPS gede atau teleskop mini di tripod belum?, nah itu namanya survey guyss. Tapi, tahu gak sih ternyata ada dua alat utama yang sering dipake: GNSS dan Theodolite? Keduanya punya fungsi mirip tapi cara kerjanya beda banget!

Nah, biar nggak bingung, yuk kita bahas sampai tuntas apa aja sih perbedaannya. Let’s go!


GNSS vs Theodolite: Dasar-Dasarnya

A. GNSS (Global Navigation Satellite System)

Sebelum bahas lebih lanjut, para pembaca Digital Global Eksplorasi harus tahu dulu nih GNNS itu apa?Nah GNSS itu kayak GPS super akurat yang dipake buat ngukur posisi di Bumi. Contoh sistem GNSS yang populer:

  • GPS (Amerika)

  • GLONASS (Rusia)

  • Galileo (Eropa)

  • BeiDou (China)

Cara Kerja:

  • Pake sinyal satelit buat tentuin posisi (latitude, longitude, elevasi).

  • Bisa dipake di area luas tanpa perlu lihat target fisik.

  • Cocok buat pemetaan wilayah besar kayak perkebunan, pertambangan, atau pembangunan jalan tol.

Baca Juga :  Jasa Pemetaan Drone di Magetan, Detail serta Cepat

Kelebihan:
✔ Cepet banget, real-tim

B. Theodolite

Selanjutnya, para pembaca Digital Global Eksplorasi udah tau belum Theodolite itu apa? Nih biar PT. Digital Global Eksplorasi kasih tau yaa, Theodolite itu alat optik jadul tapi masih dipake sampai sekarang. Bentuknya kayak teleskop kecil yang dipasang di tripod.

Cara Kerja:

  • Ngukur sudut horizontal & vertikal secara manual.

  • Butuh target (biasanya pake prisma atau rambu ukur).

  • Lebih cocok buat proyek kecil kayak bangunan, batas tanah, atau alignmen jalan.


Perbedaan Utama GNSS vs Theodolite

Aspek GNSS Theodolite
Prinsip Kerja Pake sinyal satelit Ngukur sudut optik
Akurasi Bagus di area terbuka, +/- cm Super akurat, +/- mm
Jangkauan Luas (kilometer) Terbatas (beberapa ratus meter)
Kebutuhan Sinyal Butuh sinyal satelit kuat Nggak butuh sinyal, manual
Harga Relatif mahal Lebih terjangkau
Kemudahan Otomatis, cepat Manual, butuh skill tinggi

Cara Mengukur Menggunakan GNSS

A. Persiapan Sebelum Pengukuran

  1. Cek Kondisi Alat

    • Pastikan baterai GNSS receiver penuh.

    • Bawa perangkat tambahan kayak rovercontroller, dan tripod.

  2. Siapkan Titik Referensi

    • Gunakan titik ikat (benchmark) yang sudah diketahui koordinatnya.

  3. Cek Koneksi Satelit

    • Pastikan sinyal satelit kuat (minimal 5-6 satelit terlock).

B. Proses Pengukuran

  1. Setting Alat

    • Pasang GNSS receiver di tripod.

    • Nyalakan dan sambungkan ke controller (biasanya pake software kayak SurPad atau ArcGIS Field Maps).

  2. Kalibrasi (Jika Perlu)

    • Lakukan kalibrasi antena biar akurasinya maksimal.

  3. Ambil Data

    • Pilih metode pengukuran:

      • Real-Time Kinematic (RTK) → Data langsung akurat (cm-level).

      • Post-Processing Kinematic (PPK) → Data diolah belakangan.

    • Tekan tombol “Start” di controller, tunggu sampai akurasi di bawah 5 cm.

  4. Simpan Data

    • Catat koordinat (X, Y, Z) di titik yang diukur.

    • Jika pakai PPK, simpan file raw data (.RINEX) untuk diolah di software.

C. Setelah Pengukuran

  • Ekspor data ke software pemetaan (QGIS, AutoCAD, dll).

  • Bandingkan dengan peta existing atau data sebelumnya.


Cara Mengukur Menggunakan Theodolite

A. Persiapan Sebelum Pengukuran

  1. Cek Alat

    • Pastikan theodolite dalam kondisi baik (lensa bersih, nivo tidak rusak).

    • Bawa tripodrambu ukur, dan prisma (jika pakai EDM).

  2. Tentukan Titik Referensi

    • Cari titik kontrol yang sudah diketahui koordinatnya.

  3. Setting Tripod

    • Pasang tripod di atas titik ikat, pastikan stabil dan seimbang.

Baca Juga :  Apa Ciri Ciri Topografi? Mengenal Karakteristik dan Bentuk-bentuknya

B. Proses Pengukuran

  1. Penyetelan Theodolite

    • Pasang theodolite di tripod, kencangkan baut pengunci.

    • Lakukan pengaturan nivo biar alat benar-benar datar.

  2. Sighting (Membidik Target)

    • Arahkan teropong ke rambu/prisma.

    • Fokuskan lensa biar target jelas.

  3. Pembacaan Sudut

    • Baca sudut horizontal & vertikal di skala theodolite.

    • Catat hasilnya di buku ukur atau data collector.

  4. Pengukuran Jarak (Jika Pakai Total Station)

    • Total station bisa ngukur jarak otomatis pake EDM (Electro-Optical Distance Meter).

    • Tekan tombol measure, catat jarak + sudutnya.

C. Setelah Pengukuran

  • Hitung koordinat titik baru pake rumus trigonometri (jika manual).

  • Olah data di software (AutoCAD, Civil 3D, atau Surfer).


Perbandingan Proses Pengukuran

Aspek GNSS Theodolite
Persiapan Butuh sinyal satelit kuat Butuh line of sight ke target
Proses Cepat, otomatis Manual, butuh ketelitian
Akurasi +/- beberapa cm (tergantung metode) +/- beberapa mm
Area Cocok buat wilayah luas Cocok buat area terbatas

Jenis-Jenis Survei Menggunakan GNSS

GNSS (Global Navigation Satellite System) punya berbagai metode survei tergantung tingkat akurasi dan kebutuhan proyek. Berikut jenis-jenisnya:

A. Static Survey

  • Apa itu? Pengukuran dengan receiver diam di satu titik dalam waktu lama (beberapa jam).

  • Kapan dipakai?

    • Untuk pengukuran control network (jaring titik ikat geodesi).

    • Pemetaan skala nasional (IGS, BIG).

  • Contoh penggunaan:

    • Pembuatan titik dasar pemetaan (benchmark).

    • Survei deformasi (pergerakan lempeng tektonik).

B. Kinematic Survey (RTK/PPK)

  • Apa itu? Pengukuran bergerak dengan akurasi tinggi (real-time atau post-processing).

    • RTK (Real-Time Kinematic) → Koreksi langsung via base station.

    • PPK (Post-Processing Kinematic) → Data diolah setelah pengukuran.

  • Kapan dipakai?

    • Pemetaan topografi (jalan, tambang, perkebunan).

    • Survei batas tanah.

  • Contoh penggunaan:

    • Pemetaan drone LiDAR dengan PPK.

    • Pengukuran as-built road dengan RTK.

Baca Juga :  Jasa Pemetaan Drone di Jombang, Mudah dan Profesional

C. Stop & Go Survey

  • Apa itu? Gabungan static & kinematic, receiver berhenti sebentar di tiap titik.

  • Kapan dipakai?

    • Survei detail (titik-titik penting seperti patok batas).

    • Jika RTK tidak tersedia.

D. DGPS (Differential GPS)

  • Apa itu? GNSS dengan koreksi diferensial (akurasi 1-3 meter).

  • Kapan dipakai?

    • Survei hydrografi (pemetaan laut).

    • Navigasi alat berat.


Jenis-Jenis Survei Menggunakan Theodolite

Theodolite lebih sering dipakai untuk pengukuran sudut dan jarak. Berikut jenis surveinya:

A. Traverse Survey

  • Apa itu? Pengukuran rangkaian titik dengan sudut dan jarak.

  • Kapan dipakai?

    • Pembuatan kerangka peta.

    • Survei batas tanah.

  • Contoh penggunaan:

    • Mengukur boundary land untuk sertifikat tanah.

B. Triangulasi Survey

  • Apa itu? Menentukan posisi titik dengan membentuk segitiga.

  • Kapan dipakai?

    • Pemetaan wilayah luas sebelum ada GNSS.

    • Survei geodesi klasik.

C. Tacheometry Survey

  • Apa itu? Pengukuran jarak + sudut sekaligus (pakai Theodolite dengan EDM).

  • Kapan dipakai?

    • Pemetaan topografi cepat.

    • Survei kontur tanah.

D. Alignment Survey

  • Apa itu? Pengukuran garis lurus (misal untuk rel kereta atau pipa).

  • Kapan dipakai?

    • Konstruksi jalan tol.

    • Pemasangan pipa gas.

Kelebihan:

  • Akurat banget dalam jarak dekat.
  • Lebih murah dibanding GNSS high-end.
  • Bisa dipake di area tertutup.

Kekurangan:

  • Prosesnya lama, harus manual.
  • Butuh line of sight (harus lihat target).
  • Nggak cocok buat area luas.

Kapan Pake GNSS atau Theodolite?

Pilih GNSS kalau:

1. Mau ngukur area gede (kebun, tambang, jalan).

2. Pengen data cepat & otomatis.

3. Lokasinya terbuka (minim halangan).

Pilih Theodolite kalau:

1. Butuh ketelitian tinggi (misal: bangunan, batas tanah).

2. Survey di tempat tertutup (dalam kota, hutan).

3. Budget terbatas.


Tanya Jawab (FAQ)

Q: Mana yang lebih akurat, GNSS atau Theodolite?

A: Tergantung kondisi! GNSS akurat di area terbuka, tapi Theodolite lebih presisi buat jarak pendek.

Q: Kenapa Theodolite masih dipake padahal ada GNSS?

A: Karena di tempat sempit atau butuh ketelitian mm (kayak bangunan), Theodolite masih juara!

Q: Bisakah GNSS & Theodolite dipakai bersamaan?

A: Bisa banget! Surveyor sering kombinasi keduanya buat hasil maksimal.

Q: GNSS mahal nggak sih?

A: Yang high-accuracy (RTK/PPK) bisa ratusan juta, tapi yang handheld murah kok (buat pemetaan sederhana).

Q: Theodolite bisa ngukur elevasi nggak?

A: Bisa, tapi harus dihitung manual. Kalau GNSS langsung kasih data elevasi.


Kesimpulan

GNSS & Theodolite punya kelebihan masing-masing:

  • GNSS = Cepat, luas, otomatis → cocok buat pemetaan besar.

  • Theodolite = Presisi, manual, murah → ideal buat proyek kecil.

Jadi, pilih alatnya sesuai kebutuhan para pembaca Digital Global Eksplorasi yaa! Kalo mau jadi surveyor, wajib kuasai kedua alat ini biar makin pro.

Gimana nihh setelah baca artikel diatas, udah jelas kan perbedaannya?

Kalo ada pertanyaan, komen di bawah ya! Biar PT. Digital Global Eksplorasi bantu jawab pertanyaan para pembaca Digital Global Eksplorasi 👇😊