Jasa Pengukuran Topografi – Pengukuran topografi adalah pengukuran permukaan bumi dalam dimensi vertikal dan dimensi horizontal yang bertujuan memperoleh gambaran permukaan bumi pada suatu daerah, baik gambaran objek alami maupun objek buatan manusia. Pengukuran topografi bukan hal yang asing lagi, terlebih untuk saat ini dimana sedang meningkatnya pembangunan. Hampir dalam setiap pembangunan baik jalan, gedung, atau jembatan pasti diawali dengan pengukuran topografi, karena setiap pembangunan memerlukan data awal atau data dasar untuk memulai pekerjaannya.
Pengukuran topografi memiliki beberapa metode karena setiap pengukuran harus menyesuaikan dengan tujuan data yang diambil, keadaan topografi daerah, cakupan wilayah pengukuran, serta ketelitian pengukuran yang diharapkan. Metode pengukuran topografi dibagi menjadi tiga, yaitu :
- Pengukuran terestris
- Pengukuran fotogrametri
- Pengukuran GNSS
Pengukuran terestris adalah pengukuran dimana alat ukur berdiri diatas permukaan bumi. Alat ukur terestris antara lain, Theodolit, Total Station, Waterpass dan kelengkapan alat ukur lain seperti statif, prisma, sepatu rambu, rambu ukur, dan lain lain. Pengukuran terestris menghasilkan ketelitian yang tinggi, namun cakupan wilayahnya sempit, membutuhkan waktu dan sumber daya manusia yang cukup banyak untuk menyelesaikan pekerjaan.
Jasa Pengukuran Topografi – Pengukuran fotogrametri adalah pengukuran permukaan bumi dengan wahana foto udara. Pengukuran fotogrametri pada umumnya menggunakan drone sebagai alat ukurnya serta dibantu dengan aplikasi tertentu untuk merencanakan jalur terbangnya. Pengukuran ini menghasilkan ketelitian yang relatif tinggi dan memiliki cakupan wilayah yang cukup luas. Namun pada daerah – daerah dengan banyak pepohonan metode pengukuran ini kurang efektif, karena permukaan bumi yang akan dipetakan tertutup oleh rimbunya pepohonan.
Kenapa harus menggunakan Pengukuran Topografi?
Mengenal dan Meminimalisir Kesalahan dalam Pengukuran – GNSS (Global Navigation Satellite System) merupakan sistem satelit navigasi dan penentuan posisi tiga dimensi dari objek yang ada di permukaan bumi dilengkapi dengan informasi waktu. Pengukuran GNSS memiliki cakupan wilayah yang sangat luas namun ketelitian pengukurannya kecil, untuk diperoleh ketelitian yang tinggi perlu dilakukan pengukuran dalam kurun waktu tertentu. Selain itu, daerah pengukuran juga harus terhindar dari obstruksi yang menyebabkan terganggunya sinyal satelit, yaitu harus memilih area yang lapang tidak banyak peopohonan dan gedung – gedung tinggi.
Setiap metode pengukuran memiliki kelebihan dan kekurangnnya masing – masing. Metode yang terbaik adalah menyesuaikan dengan kondisi daerah yang dipetakan serta data pengukuran apa yang akan diambil. Misalnya, pembuatan peta dasar pembangunan metode yang tepat adalah terestris, pembuatan peta tutupan lahan metode yang tepat adalah fotogrametri, dan penentuan jaring kontrol geodesi nasional yang tepat menggunakan pengukuran GNSS.
Proses pengukuran dan pemetaan topografi memiliki beberapa tahapan yaitu :
- Persiapan
Pada tahap persiapan yang dilakukan adalah orientasi lapangan kemudian menentukan metode pengukuran yang tepat sesuai dengan ketelitian peta yang akan dibuat, memperisapkan tim survei dan alat pengukuran yang dibutuhkan, membuat rencana pengukuran sehingga pengukuran selesai tepat pada waktunya.
- Proses pengukuran
Tahap awal yang dilakukan adalah pengukuran kerangka kontrol pemetaan kemudian dilanjutkan dengan pengukuran detil situasi.
- Pengolahan data
Hasil dari proses pengukuran adalah data mentah yang perlu di proses untuk menghasilkan koordinat yang fix atau menghasilkan foto udara yang tereferensi. Pengolahan data dibantu dengan software – software tertentu sesuai dengan format data yang akan diolah.
- Penggambaran peta
Data – data yang telah diolah selanjutnya di-input pada software penggambaran peta digital. Proses penggambaran peta antara lain, pembuatan layout peta, contouring, simbolisai, dan melengkapi data atribut peta.